Belasan tahun silam ketika saya masih SD, mungkin kelas 3 atau 4 SD,
seorang teman pengajian (TPA) yang perempuan ada yang menyebut saya
"bencong". Barangkali karena saya jarang melibatkan diri dengan
teman-teman laki-laki yang bermain kejar-kejaran di dalam masjid, dan
malah hanya diam menonton lalu memancing keisengan temen-temen cewek
untuk merampas peci saya yang membuat saya
mengejar-ngejar gadis-gadis itu. Saya mengejar, tiada lain, demi
berjuang mendapatkan kembali hak saya, yaitu peci lusuh pemberian bapak
saya. Cewek-cewek ini lalu saling mengoper peci saya itu dari satu anak
ke anak yang lain, bikin saya muter-muter berlarian kesana kemari. Saya
yakin gadis-gadis ini bukan sedang berjuang mendapatkan perhatian saya,
melainkan ada sesuatu dengan peci lusuh itu. Entah ada pelet apa pada
peci saya itu? Padahal bau keringet. Mungkin, kalau saya tidak mengejar
dan berusaha meraihnya lagi, akan ada yang membawanya pulang (PeDe
sekali saya.. Lebay..). Tapi biasanya sih hanya disembunyikan di tempat
wudhu.
Yah, dan rupanya itu salah satu kesan yang barangkali terus mengingatkan kami satu sama lain hingga kini, dan terus ingat kepada Bu Ustadzah.
Apa-apa yang terjadi pada kami, apa-apa yang kami dengar dan lihat pada masa itu, masih teringat di dalam memori kami hingga hari ini. Termasuk perkataan Bu Ustadzah sewaktu beliau menasehati kami pada suatu malam, karena banyak di antara kami yang sholat sambil bercanda satu sama lain, bersenggol-senggolan, tubruk-tubrukan, dan lain-lain.
Salah satu petikan dari perkataan beliau: "Suatu saat nanti, ketika kalian sudah besar nanti, Fulan sudah kemana, Fulanah sudah kemana, kalian akan teringat dengan saat-saat ini..Teringat satu sama lain.. Mengaji bersama-sama.."
Dan itu benar. Bahkan kami masih ingat sewaktu beliau menyuruh kami mengikuti beliau melafalkan hadits:
"Aqrobu maa yakuunul 'abdu..", kata beliau.
"AQROBU MAA YAKUUNUL 'ABDU...", kami mengikuti.
"...wa huwa saajidun..", ucap beliau lagi.
"..WA HUWA SAAJIDUN...", kami ikuti.
"..fa aktsirud du'aa'..", ucap beliau.
"..FA AKTSIRUD DU'AA'..", kami pungkas.
Artinya: "Kondisi seorang hamba paling dekat dengan Allah adalah ketika ia bersujud.. Maka perbanyaklah berdoa (ketika sujud itu).." Dalam hal ini maksudnya memperbanyak doa dalam hati, sebab pelafalan bacaan doa dalam sholat kan tidak boleh ditambah-tambahi.
Apa yang tertanam (didengar/dilihat) ketika kita kecil, biasanya akan teringat terus sampai tua, bahkan mungkin sampai wafat. Karenanya, penting sekali untuk berkata dan mencontohkan yang baik-baik kepada anak-anak kecil. Sebab, di masa depannya mereka akan turut andil dalam mewarnai tingkah laku manusia di zamannya.
Yah, dan rupanya itu salah satu kesan yang barangkali terus mengingatkan kami satu sama lain hingga kini, dan terus ingat kepada Bu Ustadzah.
Apa-apa yang terjadi pada kami, apa-apa yang kami dengar dan lihat pada masa itu, masih teringat di dalam memori kami hingga hari ini. Termasuk perkataan Bu Ustadzah sewaktu beliau menasehati kami pada suatu malam, karena banyak di antara kami yang sholat sambil bercanda satu sama lain, bersenggol-senggolan, tubruk-tubrukan, dan lain-lain.
Salah satu petikan dari perkataan beliau: "Suatu saat nanti, ketika kalian sudah besar nanti, Fulan sudah kemana, Fulanah sudah kemana, kalian akan teringat dengan saat-saat ini..Teringat satu sama lain.. Mengaji bersama-sama.."
Dan itu benar. Bahkan kami masih ingat sewaktu beliau menyuruh kami mengikuti beliau melafalkan hadits:
"Aqrobu maa yakuunul 'abdu..", kata beliau.
"AQROBU MAA YAKUUNUL 'ABDU...", kami mengikuti.
"...wa huwa saajidun..", ucap beliau lagi.
"..WA HUWA SAAJIDUN...", kami ikuti.
"..fa aktsirud du'aa'..", ucap beliau.
"..FA AKTSIRUD DU'AA'..", kami pungkas.
Artinya: "Kondisi seorang hamba paling dekat dengan Allah adalah ketika ia bersujud.. Maka perbanyaklah berdoa (ketika sujud itu).." Dalam hal ini maksudnya memperbanyak doa dalam hati, sebab pelafalan bacaan doa dalam sholat kan tidak boleh ditambah-tambahi.
Apa yang tertanam (didengar/dilihat) ketika kita kecil, biasanya akan teringat terus sampai tua, bahkan mungkin sampai wafat. Karenanya, penting sekali untuk berkata dan mencontohkan yang baik-baik kepada anak-anak kecil. Sebab, di masa depannya mereka akan turut andil dalam mewarnai tingkah laku manusia di zamannya.
0 komentar:
Posting Komentar